Text
Media dan politik: menemukan relasi antara dimensi simbiosis mutualisme media dan politik
Bisa jadi benar bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia, media, dialektika peradaban politik, termasuk realitas konflik politik merupakan sajian yang terurai secara sengaja. Terbangun dengan kesadaran media, bukan kesadaran realitas unvirtual. Relasi antara ideologi dan falsafah sering kali tertukar, dan menjauh dari pemaknaan awal. Ini hanya terjadi dalam sistem demokrasi, di mana tidak ada garis jelas antara keduanya. Demikian dengan media dan politik, secara pemaknaan media berada pada jalur kontrol, kenyataannya justru politik lah yang selama ini sering mengontrol media.
Media, atau biasa disebut sebagai industri citra adalah alat propaganda paling mutakhir di era digital saat ini, namun tidak secara otomatis membantu peningkatan elektabilitas dalam ritual politik (PEMILU), hanya saja media sangat mampu menciptakan popularitas. Sedang popularitas bukan jaminan terhadap elektabilitas politik. Namun, popularitas disebut-sebut sebagai bakal elektabilitas. Konsep ini yang mendukung ikatan darah antara media dan politik, bahwa kedua hal tersebut tidak dapat di pisahkan di negara demokrasi seperti Indonesia.
B20220703 | 302.23 PUT m | Pradita Library (300) | Tersedia - Avaliable |
B20220900 | 302.23 PUT m copy_2 | Pradita Library (300) | Tersedia - Avaliable |
Tidak tersedia versi lain